Sistem propulsi atau Penggerak kapal berkembang semakin pesat, mulai tenaga manusia, layar, hingga propeller atau baling baling. Dari sekian banyak penggerak kapal modern yang ada sekarang ini, screw propeller masih menempati pilihan utama karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi dan operasional yang relafif mudah. Desain propeller yang tepat akan memberikan daya dorong yang efisien. Daya yang dihasilkan motor induk akan dapat ditransmisikan sacara efektif, sehingga akan dihasilkan kecepatan kapal yang diinginkan. Dari percobaan yang di lakukan, dihasilkan series propoler yang akan digunakan. Geometri baling baling atau propellerBaling-baling merupakan alat penggerak kapal yang paling umum. Baling-baling umumnya diletakkan pada kedudukan yang serendah mungkin di bagian belakang kapal. Berikut ini adalah beberapa istilah yang berkaitan dengan geometri baling-baling.
- Area of propeller disk Adalah luasan propeller keseluruhan
- Expanded area ( luas bentang) Adalah luas penampang daun propeller yang dipotong oleh silinder yang kemudian dibentangkan (dibeberkan)
Perhatikan Gambar dibawah ini
- Projected Area Adalah proyeksi titik-titik terluar dari propeller
- Aerofoil Adalah bentuk-bentuk dari perpotongan propeller
Sudut condong (rake angle)Sudut condong dilambangkan dengan Ѳ yang nilainya berkisar antara 6 ̊ sampai 15 ̊.
Pitch (H) Adalah jarak aksial yang dicapai propeller untuk satu kali putaran. Pitch dibagi menjadi tiga macam, yaitu : Constan pitch Radially variable pitch Circum verencial variable pitchH → pitch konstanHo → pitch tidak konstan (berubah)Controlable pitch propeller (CPP) Adalah cara pemasangan propeller sehingga daun pada propeller dapat dikendalikan. Keuntungan dari CPP ini adalah dapat membantu manuver kapal sehingga kapal dapat bergerak ke depan atau ke belakang. Pada propeller dapat diatur arah putarannya tergantung pompa hidrolik yang memompa dari kiri atau kanan.Fixed Pitch Propeller (FPP) Adalah propeller yang tetap sehingga hanya bisa menggerakan kapal ke arah depan saja.
Berikut ini adalah grafik antara pitch ratio (P/D) dan advance coefficient (J)KT = trush coefficient ρ.(n.D)2D2J = Va/(n.D)J = advance coefficientVa = speed of advance Speed of advance (Va) adalah kecepatan relative dari partikel air yang melewati propeller diskn = putaranD = diameterP = daya dorongD = 0.6T / 0.7TKT = Va/(ρ.(n.D) D)KQ = Q/(ρ.(n.D) D .D) Screw disk area (SDA), Screw disk area adalah luas putaran propeller. Perbandingan luas daun (FE) dan luas putaran (Fo) adalah sekitar 0.4.Fe/Fo =0.4Alat pengukur SDA adalah laser Doppler vilocimeter
Daerah di sebelah kiri garis putus-putus dinamakan screw disk area
Wake (arus ikut)Wake (w) menunjukkan perbedaan kecepatan kapal dengan kecepatan partikel yang ada di fluida.Va/Vs = (1-w)Menghitung wake dari experiment menggunakan rumusw = 0.1 – (4.5.Cvf.Cp.B/L)/((7-6Vp)- (2.8-1.8Cp)) + 1/2 ( E/D - D/B - k’ - Q )
E = jarak propeller ke base lineD = saratrumus lain untuk menghitung wake adalahw = -0.05 + 0.5Cb → 1 propellerw = -0.2 + 0.55 Cb → 2 propellerwake ditiap titik tidak samawake dianggap rata-rata terletak di poros propeller Sup velocity Sup velocity adalah perbedaan antara pitch velocity (n.H) dengan speed advance dari propeller.Sup ratio → S = (n.H- Va)/(n.H) = 1 - Va/(n.H)Va = (1 - w)Vs LE = leading edgeTE = trailing edgeMT = max thicknessDI = location of directricAE = expanded areaA = Area of propeller disk
EmoticonEmoticon